MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A.
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup.Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang.Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup
itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,pedoman,arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
- Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
- Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu
diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup
itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara,
ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup
pada dasarnya mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan.
Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang
mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan
yang hendak dicapai
ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur,bahagia, damai, tentram.Usaha atau perjuangan adalah kerja keras
yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
- IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa
yunani dan merupakan gabungan dua kata yaitu edios yang artinya gagagsan atau
konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah
sekumpul ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoaman normatif yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideologi menurut para ahli, yaitu :
1.
Destut De Tracy : ideologi pertama kali
dikemukakan oleh Destut de Tracy pada tahun 1796 yang berarti suatu program
yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat
perancis.
2.
Ramlan Surbakti membagi ideologi dalam 2
pengertian, yaitu :
· Ideologi fungsional adalah seperangkat gagasan
tentang kebaikan bersama ataun tentang masyarakat dan negara yang dianggap
paling baik.
·
Ideologi Struktural adalah suatu sistem pembenaran seperti gagasan
dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
- PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Pandangan hidup islam dicanangkan oleh
Nabi Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas. Setiap
kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau menjelaskan
dan menyebarkan kemasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama dengan cara-cara
yang ada pada scientific worldview, dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan
Worldview islam sebagai “quasi-scientific
worldview”. Penjelasan lebih detail tentang pandangan hidup islam akan
dilakukan kemudian. Proses pembentukan pandangan hidup melalui penyebaran ilmu
pengetahuan diatas akan lebih jelas lagi jika kita lihat dari elemen-elemen
pokok merupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi
didalamnya. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh
jaringan berfikir (mental network) yang
berupa keseluruhan yang saling berhubungan (architectonic whole).
Namun, ia tidak mempresentasikan suatu
totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorang menerima pengetahuan
tertentu diterima dan pengetahuan yang diterima oleh akal kita akan menjadi
bagian dari struktur worldview yang dimilikinya. Meskipun pengetahuan yang
diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namun ia akan tersruktur dengan
sendirinya dalam pikiran manusia. Dari konsep-konsep yang ada dalam diri
manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep. Professor
Alparlsan mengkategorikan struktur pandanagn hidup menjadi lima, yaitu :
- Struktur tentang kehidupan
- Struktur tentang Dunia
- Struktur tentang manusia
- Struktur tentang nilai
- Struktur tentang pengetahuan.
B.
CITA-CITA
Menurut kamus
umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada
dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang
mau diperoleh seseorang
pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam
garis linier yang
makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain:
cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk
mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Misalnya seorang anak
bercita-cita ingin menjadi dokter,
ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal
itu bergantung dari tiga faktor. Pertama,
manusianya yaitu yang memiliki cita-cita;
kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan;
dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Faktor manusia
yang mau mencapai cita-cita ditentukan
oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan,
sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa
anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang
dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya
dengan anak yang dengan
kemauan keras ingin
mencapai apa yang di
cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi
atau dorongan dalam menempuh
hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan
menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi
tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang
menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar
tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang
merintangi tercapainya suatu cita-cita, Misalnya
sebagai bcrikut:
Amir dan Budi adalah
dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana.
Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai
cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi
ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan
Budi yang orang tuanya ekonominya
lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang
tua Budi yang lemah merupakan hambatan
bagi Budi dalam mencapai
cita-citanya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sarna dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan
suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi,
manusia mempunyai pendapat sendiri,
ia mencintai diri sendiri,
perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri
sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial:
manusia hidup bermasyarakat,manusia saling membutuhkan, saling menolong,saling
menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan
sebagainya.
Manusia
sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan.
Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan
jasmani dan rohani juga
fasilitas alam sekitarnya seperti
tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk
pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat,dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk
pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.Baik
buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan
di dalam hati yang
mendesak seseorang untuk
menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah
laku. Jadi suara hati dapat merupakan
hakim untuk diri sendiri.
Sebab itu, nilai suara
hati amat besar dan penting dalam
hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa
membunuh itu buruk, jahat suara
hatinya mengatakan demikian, namun manusia
kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu
memilih yang baik, sebab itu ia selalu
mendesak orang untuk berbuat yang baik
bagi dirinya. Oleh
karena itu, kalau seseoraang
berbuat sesuatu sesuai
dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti
baik. Jadi berbuat atau bertindak menurut
suara hati, maka tindakan atau
perbuatan itu adalah baik.
Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau
tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang
menderita itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat
kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian,namun kita
hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah
kita.
Karena merupakan anggota
masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat. Setiap
masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat
pada hakekatnya adalah kumpulan suara
hati pribadi-pribadi dalam masyarakat
itu. Sebagaimana suara hati tiap
pribadi itu pasti selalu
menginginkan yang baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti
suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri
atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya
juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika
benar-benar berdasarkan pada suara hati
anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik. Misalnya, warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti dengan
mengadakan pembersihan saluran air di
kampung. Bila kita ikut beramai-ramai kerja
bakti, berarti kita mengikuti
suara hati masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak
mengikutinya berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang
baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi
dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang
baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau
sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk kepada apa yang
baik bagi masyarakat umum.
Contoh : Budi tidak
setuju jalan di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan
rumahnya. Tetapi masyarakat kampung mengusulkan
dan telah disetujui jalan itu harus diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh
warga, dengan sangat terpaksa Budi
menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati
sendiri. Meskipun demikian harus dinilai
dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa
pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara
hati, pendapat atau kepentingan pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk
Tuhan, manusia pun harus mendengarkan
suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu
membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang
tidak baik. Jadi,untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula
suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak
Tuhan berbentuk hukum
Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah
perbuatan yang selaras dengan suara hati
kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Kebajikan berarti berkata
sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan
dan ketidakbijakan menimbulkan
daya kreatifitas bagi seniman.
Banyak hasil seni lahir
dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan.
Namun ada pula kebajikan semua,
yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat
berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud meneari
keuntungan diri sendiri.
Kebajikan manusia
nyata dan dapat dirasakan dalarn
tingkah lakunya. Karena
tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki
tingkah laku sendin-sendiri, sehingga
tingkah laku setiap orang
berbeda-beda.
· Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal :
Faktor pertama pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada
waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang
tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna?
Hal itu disebabkan, karena
sel-sel benih yang
mengandung faktor-faktor penentu
(determinan) berjumlah sangat banyak.
pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara
bermacam-macam sehingga menghasilkan
anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi
dalam keturunan). Namun mereka
yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah
rata-rata, yaitu sifat
rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi
atau pembuahan itulah
terjadi pembentukan temperamen
seseorang.
Faktor
kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang
adalah Iingkungan (environ
ment). Lingkungan yang
membentuk seseorang merupakan
alam kedua yang
terjadinya setelah seorang anak
lahir (masa pembentukan seseorang waktu
masih dalam kandungan merupakan alam
pertama ). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak -anak yang lebih
tua merupupakan panutan seseorang,
sehingga bila yang dianut sebagai
teladan berbuat yang balk-balk, maka si
anak yang tengah membentuk diri
pribadinya akan baikjuga. Dalarn lingkungan
sekolah yang menjadi
panutan utama adalah guru,
sementara itu ternan-ternan sekolah ikut
serta memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak
sudah memiliki posisi
yang lebih luas dibandingkan dengan
dalarn keluarga. Pembentukan pri bad i
dalarn sekolah terjadi
pada masa anak-anak
at au masa sekolah. Lingkungan ketiga
adalah masyarakat, yang menjadi
panutan bagi seseorang
adalah tokoh masyarakat dengan
masa setelah anak-anak menjadi
dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn
rumah tangga, sekolah
dan masyarakat yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalarn
pembentukan kepribadian pada umumnya
anak-anak kota lebih trampil
dibandingkan dengan anak
pedesaan, namun dalam hubungan bermasyarakat
lebih-lebih yang berjenjang anak-anak
dari daerah pedesaan lebih unggul.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah
diperoleh. Baik pengalaman
pahit yang sifatnya negatif,
maupun pengalarnan manis yang sifatnya positif. Memberikan pada
manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan. Mungkin
sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong
orang dalarn kesusahan, tetapi karena pemah
memperoleh pengalarnan pahit
waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat
baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari
pengalarnan inilah yang merupakan
pembentukan budaya dalarn diri seseorang.
Dalarn prakteknya, dari ketiga faktor diatas. yaitu
hereditas, lingkungan, dan pengalarnan. manakah
yang paling dominan? Sulit
diberikan jawaban, karena ketiga-tiganya terjalin
erat sekali. Disarnping itu
ketiga faktor tersebut dalam membentuk
pribadi seseorang berbeda kekuatannya
dengan pembentukan pada
pribadi lain.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja
keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup,dan
ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan,manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang
bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi
semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Para
ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya pemburuh,
petani lebih banyak
menggunakan jasamani
dari pada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada
salah satunya. Para politisi
lebih banyak kerja otak daripada
jasmani. Sebaliknya para
prajurit lebih ban yak kerja
jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas
membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti
menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karma itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan
istirahat ada waktunya dan manusia
mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan
untuk kerja keras. Sebagaimana hadist
yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W.
yang ditujukan kepada para
pengikutnya:”Bekerjalah kamu
seakan-akan kamu hidup
selama-lamanya. dan beribadahlah kamu
seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat II : “sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu
kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri
mereka sendiri”.Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa
manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja
keras manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan
terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu
dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas
pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan
lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian/ketrampilan itu suatu
keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra:
“tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” dalam pendidikan dikatakan
sebagai “long life education”
Karena manusia
itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas
kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia.maka
ketidakmampuan atau kemampuan terbatas
yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara
akan mengatur usaha/perjuangan warga negaranya sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan
atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat
dikaji melalui pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh suatu negara.
E.
KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi
dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut
Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu :
·
aliran naturalisme,
·
aliran intelektualisme,
·
dan aliran gabungan.
1.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur
itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak
mampu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana
tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan
spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar
? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan
Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya
natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agama.
Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
· Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui
nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam
kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
· Ajaran agarna dari pemuka-pemuka agarna,
yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relative (terbatas). Ajaran agama dari
pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan,terdapat dalam buku-buku
agarna yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan jaman.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dan Tuhan.Jadi, pandangan hidup
dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia
yakin bahwa kebajikan
itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan
hidup religius (keagamaan).
Natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dan kekuatan
natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan
natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
2.
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan
kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir
(akal) kebajikan itu dapat dicapai
dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab, artinya kalbu,yang
berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya
rasa Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir, Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan Barat di Timur orang mengutamakan hati
nurani,yang baik menurut akal belum tentu baik menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup,maka keyakinan manusia itu bennula dan akal. Jadi
pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan
hidup ini disebut liberalisme.Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu
bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal (berilmu dan
berteknologi tinggi) dapat menguasai
individu yang berpikir
rendah (bodoh).
3. Aliran Gabungan
Dasar
aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib artinya keluruatan
yang berasal dan Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi,apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila
keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berfikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu
kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara
berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya
rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara
kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime– religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat
karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua
pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika
berpikir kolektif, sedangkan pandangan
hidup sosialisme religius menenkankan pada logika berpikir kolektif individual.Pandangan
hidup sosialisme mengutamakan logika
berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan
kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak
begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan
Tuhan begitu menentukan.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan
hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan
pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang
memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai
langkah-langkah itulah kita dapat
memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan
cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
- Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat
bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan
sadar bahwa sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita
dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan
hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka
rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang
bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam
beragama, khususnya Islam, kita rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan
ijmak Ulama, yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan
satu sama lainnya.
- Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan
hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagaimana yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam
Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti
apa yang terdapat dalam pandangan
hidup itu.
·
Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalanmya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh
dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal
yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya
kepada orang yang
dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup
itu atau mengenai pandangan hidup itu
sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hid up kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan
hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu,yaitu harus ada.Sikap penerimaan terhadap pandangan
hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan
pandangan hidup ini ada dua altematif yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai
mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan
langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalam mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya.Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.
- Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan
segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini
berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu.
Adanya sikap menerima
secara ikhlas ini maka
ada kecenderungan untuk selalu
berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu
dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab
dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar
dirinya yang menyebabkan dirinya
tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku.
Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat
yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha
mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik, Dalam hal ini adalah keyakinan yang
sebenar-benarnya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun
meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.
- Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal
yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari
oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan
ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari
bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu
dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik
kepada hal yang baik. Oleh karena itu seharusnya mengabdi
kepada orang tua kita dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang
menyenangkan hatinya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita untuk tidak mengabdi
kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal,
mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya
disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian,
baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan,
tantangan dan sebagainya.
- Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat
manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada
orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima
dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan
hidup itu dia telah mengikuti langkah-langkah
sebelumnya dan langkah-langkah yang
ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang
lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah
respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
Proses
mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah
yang terakhir ini merupakan
langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu
demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama
Islam dan berpegang teguh kepada
pandangan hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung, maka
jelas dia tidak menerima
celaan itu.Bahkan bila ada orang
yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam, sudah tentu dan sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar